Aku ingat, ini adalah kotak kue yang dulu pernah aku berikan untuk ibuku. Tepat di hari ibu dan hari ulang tahun ibuku. Aku langsung menuju kalender yang menempel di dinding kamarku. Mataku terus berjalan mencari bulan, kemudian mencari hari. Tampak angka 12. Kurang sepuluh hari adalah hari ibu dan tepat ulang tahun ibuku.
Catatan 5 paragraf ibuku pahlawanku ibuku, pahlawanku …Sejauh perjalanan hidup kita, adakah yang lebih berjasa kepada kita selain ibu? Saya tahu, jawaban atas soal ini pasti akan bermacam ragam. Namun saya punya keyakinan bahwa sebagian samudra jawaban atas pertanyaan ini adalah Enggak ADA! Siapapun anda, entah seorang direktur maupun pandai cukur, insinyur maupun tukang sayur, jenderal alias kopral, pengamen atau anggota dewan, guru, dosen, nayaka, kepala negara, apalagi emir atau seorang bandit sekalipun… karuan kamu terlahir berpunca seorang ibu. Karenanya, enggak dapat dipungkiri bahwa ibu yaitu bani adam paling sentral dan monumental privat jiwa dan semangat kita. Rasanya, tidaklah berlebihan seandainya aku sendiri menyebut ibuku sebagai pahlawanku, sampai-sampai tentu melebihi predikat itu. Ibuku yakni pahlawanku, bukan saja karena ia telah melahirkan dan membesarkanku. Lebih dari itu, dia yakni manusia mula-mula yang memberi segala inspirasi. Suka-gundah, terharu-gembira, tangis dan tawa, segala senang dan derita. Bakat, gairah,keringat, usia, cintadan air mata –adalah sebongkah mutiara hidup dengan segala pemaknaan, kepanikan danpengharapan– ditumpahkannya dengan mumbung kerelaan dan kasih perjalanan hidupku, karuan begitu banyak atau bahkan terlalu banyak pengorbanan dan pemberian yang telah dicurahkan ibuku untukku hingga aku tidak akan sanggup menghitungnya. Kalau pun aku harus mengingat dan menamai pengorbanan dan pemberian itu satu per satu, aku berpengharapan, apa yang kuingat dan barang apa yang kusebut karuan jauh kian adv minim mulai sejak daftar pengorbanan dan belas kasih ibuku yang tidak dapat kuingat dan tidak dapat kusebutkan. Cerpen Pahlawan Tanpa Tanda Jasa. "Puisi untukmu guru ". Embun Pagi nan sejuk mengalir diantara dedaunan dikala pagi menjelang. Sang surya mulai menampakan senyum nya. Rangkaian perbukitan yang menjulang tinggi, flora dan fauna yang masih sangat terjaga kemurniannya, sungguh anugrah yang indah dan mahakarya terhebat dari-NYA sang pencipta Sepedah antik yang saat ini menjadi incaran banyak orang karena sepeda itu bekas peninggalan dari pejuang bapak Soekarno Sang saat itu aku dan teman-teman sedang membicarakan tentang sepeda yang menjadi perhatian banyak orang karena sepeda tersebut peninggalan dari bapak Ir. Soekarno sang pejuang BUKAN. Sepeda yang saat ini dimiliki oleh seorang kakek. Veteran 45 Yang tetap gagah dan kakek Burhan. Kakek tersebut sudah lama memiliki sepeda dari tahun 1947, keadaanya memang begitulah karena sepeda sejarah dari para terkadang heran,, bagaimana bisa kakek yang sudah tua itu memiliki sepeda sangat banyak di incar oleh pemburu barang suatu ketika aku bertanya pada kakek tersebut dan kebetulan rumah kakek tersebut, tidak begitu jauh dari rumah malam hari aku dan teman – teman, berkunjung ke rumah kakek tersebut, dan kamipun bertanya tentang dari mana kakek mempunyai sepeda itu, hingga alasan apa kakek mendapatkan warisan sepeda yang bagus senang hati kakek itu mencertitakan kepada kami. singkat cerita mengapa dia mempunya sepeda dan bagaimana dia mempunyai sepeda kakek pun bercerita, dia mendapatkan sepeda tersebut karena dia pahlawan veteran perang pada masa penjajahan kami bertanya lagi pada kakek tersebut, bagaimana dia mempunyai sepeda tersebut, dengan cara merampas atau sengaja di kasih oleh Bung Karno sang sedikit kejam pertanyaan kami, ya itulah kamikan anak muda yang kadang semaunya bertanya kepada orang yang tua tanpa pandang bulu pun menjawab nya, dulu saya mantan asisten Bung Karno dapa saat Bung Karno singgah terus di asingkan di juga lantas menanyakan tentang kelanjutanya dari cerita kakek pun bertanya kembali, kek maaf apa benar dulu kakek di kasih Bung Karno sepeda itu,,,,? gagah nya kami bertanya seakan akan mengharapkan jawaban atau seperti menginterogasi kami kan orang mahasiswa pun menjawab lagi,,,, ya benar saya mendapatkan sepeda itu dari pemberian Bung Karno sendiri pada saat Bung Karno singgah dan di asingkan di juga tidak menyangka mengapa Bung Karno bisa memberikan sepedanya kesayanganya kepada saya.“Bung Karno cuma berpesan agar merawat dan menjaga sepeda sampai bisa di wariskan kepada anak dan cucu kami nantinya.”Pesan Bung Karno sepeda itu simbol dari perjuangan dan alat dari perjuangan hingga rakyat dapat melawan penjajah belanda pada waktu dari cerita nya itu kami tidak percaya dengan cerita nya. Tapi kami percaya dengan pernyataan kakek itu, “Sepeda saat itu memang simbol dari perjuangan dan alat rakyat jelata pada saat melawan penjajahan juga saat itu berbisik kepada teman-teman disamping apa dia percaya apa cerita dari kakek itu,,,, ” Teman pun menjawab bahwa dia juga tak percaya apa yang dicerita kakek tersebut,,,” dari segi arsitek tentang sepeda nya benar sepeda yang dimiliki Bung Karno. Sepeda itu banyak yang mencari akhirnya bertanya lagi pada kakek tersebut. Apa yang kakek katakan benar. Dengan nada menyinggung perasaan kakek pun kembali menjawab, “Saya mendapatkan sepeda nya dari pemberian Bung Karno, kalian tidak percaya sini saya lihatkan surat surat kelengkapan dari sepeda itu,,,,Kakek pun bergegas menuju kamarnya akan mencari surat sepeda tersebut,,” tidak lama kakek itu dapat menunjukan surat dari sepeda itu,,”Memang iya di dalam surat nya terdapat tanggal dari pembuatan dan penerimaan dari sepeda nya kepada kakek kami pun masih belum begitu yakin dengan apa yang terjadi cerita yang mistis dari kakek tersebut. maksud nya kakek itu mungkin bercerita menit kemudian kami melihat isi dari surat nya apa kata kakek itu tentang surat yang asli dari Bung Karno. setelah kami perhatikan dan kami cermati bahwa surat itu ternyata menanyakan kembali kepada kakek itu apa benar surat itu asli atau pun menjawab surat itu surat yang asli dari Bung Karno,,,,” Setelah mendengar ceritanya dari Bung Karno kami berpikir dan melihat lagi surat kami melihat dan kami angkat kertas,, ternyata kami lihat tidak adanya tanda pada surat nya,,,, kami pun sangat yakin bahwa surat itu adalah surat yang palsu, hanya di buat sendiri dari kakek juga tidak mempermasalahkan apa ini surat itu dan kami bergegas akan pamit kepada kakek tersebut. pada saat kami berada di perjalanan kami berfikir tentang semua jawaban dari kakek katakan tentang semua surat yang kakek tunjukkan sempat memperoleh jawabannya aku terbangun dari tidur ternyata tadi aku sedang bermimpi,,,,”Betapa kaget nya aku ternyata cuma bermimpi dan berkhayal. Tamatttt….. lucu yaaaaSekian dulu ya kawan,,, jangan marah yaaaa

YulianaSukma Lestari . Pemaparan pada cerpen singkat yang pengarang sampaikan sangatlah sederhana, namun makna yang mendalam ada didalamnya. Pada cerpen berjudul "Ibuku adalah Pahlawanku" karya Abhivandya Shagufta memperlihatkan sebuah bahasa sederhana, mudah dipahami, serta dikemas dalam pembahasan yang luar biasa singkat.

Hai, Sobat Guru Penyemangat, bagaimana kabar Ibumu hari ini?Mudah-mudahan beliau selalu sehat dan berada dalam lindungan Allah SWT, tentang Ibu, sudah pasti banyak untaian cerita singkat baik dari segi perlakuan, sikap, perjuangan, hinggalah semua itu, kita sebagai anak pun sering kali tersentuh. Terlebih ketika Ibu biasanya berjuang dalam diam, alias berusaha mempersembahkan yang terbaik untuk kita walaupun kitanya sendiri terkadang tidak beda Ibu, beda pula perlakuan dan sikap yang mereka ajarkan kepada kesempatan kali ini, bakal menyajikan cerpen tentang Ibu yang ditulis singkat dengan judul "Perbedaan Perlakuan Ibu".Okeh, langsung disimak saja yaCerpen Perbedaan Perlakuan IbuOleh Fahmi Nurdian SyahReno merupakan siswa kelas delapan. Ia sering terlihat murung ketika berada di sekolah. Kadang ketika guru sedang menjelaskan pelajaran, Reno tak sedikit pun untuk memperhatikan. Ia seperti memendam sesuatu yang sedang ia yang merupakan teman duduk satu bangkunya hanya berani sekali-kali melirik ke arah Reno yang murung, ia tak pernah punya nyali untuk menanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada hari, Reno begitu kelihatan ceria. Tono mencoba untuk memberanikan diri bertanya kepada Reno, mengapa ia sering kelihatan sedih ketimbang ceria."Ren, kenapa kamu sering kelihatan murung ketika guru menjelaskan butir-butir materi pelajaran, apakah kamu tidak suka dengan mata pelajarannya?" Tanya Tono Penasaran."Gapapa, suka mata pelajarannya kok" jawab Reno yang seperti menutupi ucapan Reno, Tono hanya mengangguk seakan percaya apa yang diucapkan oleh teman sebangkunya Baca Cerpen Tentang Ibuku Pahlawanku"Oiya, nanti sepulang sekolah, boleh gak aku main ke rumahmu?" Sambung Tono sambil menatap Reno."Main ke rumahku?" Jawab Reno yang sedikit tercengang terhadap keinginan Tono."Iya, main ke rumahmu, gak boleh ya?" Tanya Tono yang sedikit curiga terhadap reaksi Reno."Emm, bo-boleh kok" ujar Reno yang sedikit pulang sekolah telah berbunyi. Para siswa kini telah berhamburan keluar dari kelas, tak terkecuali Reno dan berjalan menuju ke rumah Reno yang letaknya tak jauh dari sekolah. Sesampainya di rumahnya Reno, Tono mengucapkan salam. Akan tetapi Reno langsung mempersilakan untuk langsung masuk ke dalam memang dididik oleh ibunya untuk selalu mengucapkan salam sebelum masuk ke rumah. Namun berbeda halnya dengan Reno, yang tak pernah diajarkan oleh ibunya untuk mengucapkan salam."Kamu duduk di sini dulu ya, bentar aku buatin minum" ucap Reno sambil melangkahkan kakinya menjauh dari menunggu temannya keluar, Tono hanya menatap dinding di sekitarnya. Dan sesekali ia melihat beberapa foto yang terpajang rapi. Ketika masih fokus melihat foto. Tiba-tiba...PRAAAKKKK...Terdengar suara gelas jatuh dari arah dalam. "Renooo! Kamu ini ya bisanya ngerusak perabotan rumah, kemarin piring sekarang gelas." Teriak seorang suara seorang wanita yang sedang marah, Tono duduk di sofa dengan kaki gemetar. Ia juga mendengar seduan orang nangis. Iya yang tak lain adalah Reno yang masih dalam keadaan marah, keluar dan mendekat ke arah Tono, melihat Ibu Reno yang mendekatinya jantung Tono semakin berdebar, ia tak tahu harus berbuat apa. Seketika Ibu Reno menyuruhnya untuk pulang, Tono hanya mengangguk pasrah dan berpamitan untuk perjalanan pulang, tersebesit di dalam pikiran Tono membayangkan betapa beratnya menjadi seorang Reno. Karena beberapa hari yang lalu ia juga pernah melakukan hal yang sama, menjatuhkan gelas di rumah. Namun ia mendapatkan perilaku yang Baca Cerpen Tentang Pentingnya Perilaku Disiplin Sejak DiniIbu Tono malah menanyakan apakah dia baik-baik saja tidak terkena pecahan gelas di rumah, Tono menanyakan hal tersebut kepada ibunya."Ibu, Tono mau tanya, kenapa ibu gak marah ketika Tono memecahkan gelas beberapa hari yang lalu?" Tanya Tono dengan lirih."Kenapa Tono menanyakan hal itu?" Ucap Ibu Tono."Karena Tono habis main ke rumah temen, dan ia memecahkan gelas di rumahnya, seketika ibunya langsung marahin.""Gini nak, ibu tidak marah ketika kamu mecahin gelas karena ketika ibu marah, maka itu akan membuatmu semakin tertekan, dan tidak bagus untuk mentalmu. Gelas yang pecah dapat dibersihkan dengan waktu yang singkat, namun mengembalikan mental anak tidak dapat dilakukan sekejap, oleh karena itu ibu gak mau marah" ujar Ibu sembari memeluk penjelasan ibunya, Tono paham bahwa Reno sering terlihat murung ketika di sekolah bukanlah karena tak suka mata pelajarannya melainkan karena sering terkena marah oleh juga bersyukur karena memiliki ibu yang baik dan benar-benar tulus dalam menyayanginya.***Nah, demikianlah tadi sajian cerpen tentang Ibu singkat yang berkisah tentang perbedaan perlakuan seorang menginspirasi,
Aku lahir di Bandung pada tanggal 18 agustus 1995. Mursidi adalah nama seorang yang berjasa bagi kehidupanku, ialah yang menafkahiku dan selalu mencurahkan waktu luangnya untuk bermain bersamaku. Ya dia adalah ayahku. Ibuku seorang yang sangat sederhana lahir di Bogor tahun 1973.
Cerpen Adapun Pertemanan – Cerpen yaitu keseleo satu jenis karya sastra yang cukup banyak ditemui dibuku-buku terutama internal rahasia les bahasa Indonesia. Walaupun demikian, sahaja kebanyakan cucu adam ataupun peserta masih mamang dalam mendefinisikan barang apa itu cerpen. Comar mungkin, jika orang atau siswa diberi pertanyaan apa itu Cerpen? tentu sebagai besar akan menjawab cerita pendek. Memang cerpen adalah singkatan terbit cerita pendek. Lalu barang apa itu cerpen selayaknya? Definisi cerpen nan terdapat kerumahtanggaan beberapa buku dapat dimaknai sebagai sebuah karya prosa fiksi yang dapat selesai dibaca sekali duduk dan ceritanya dapat membangkitkan efek atau pikiran tertentu dalam diri pembacanya. Pengertian cerpen atau cerita sumir yakni sebuah catatan pendek berbentuk prosa, yang didalamnya mengisahkan sepengah kisah nasib sendiri tokoh, baik berupa friksi, kejadian, da pengalaman hidup yang enggak bisa dilupakan bikin tokohnya dan rata-rata diakhir kisahan akan ada solusi berpokok permasalan tersebut. Tokoh dalam cerpen koteng tak mengalami sebuah pergantian semangat. Sesuai dengan namanya, cerita pendek menggunakan ciri bahasa yang serba pendek, baik itu internal peristiwa yang diceritakan, isi, dan kata yang digunakan. Cerita pendek mempunyai kata yang rendah berpunca kata. Selain itu ciri partikular berpokok sebuah cerpen yaitu tetapi memberikan sebuah kesan tuggal serta mengesakan diri pada pelecok suatu tokoh cerita dan hanya suatu situasi tetapi. Cerpen sendiri memiliki banyak sekali tema, dari semua tema tersebut mungkin nan minimal banyak dicari yaitu mengenai tema perkawanan. Karena perkawanan atau pertemanan adalah suatu istilah yang mengambarkan mengenai partisipasi yang baik, saling mendukung antara dua manusia atau lebih internal interaksi sosial. Daftar Isi 7 Kamil Narasi Ringkas Adapun Persahabatan Terbaik Kepergian Sahabatku Persahabatan Yang Hancur Karena Cinta Kado Terakhir Lakukan Sahabat Cerpen Sahabat Selamanya Waktu Ini Nanti Dan Selamanya Persahabatan 3 Serangkai Yang Mulai Memudar Sahabatku 7 Contoh Cerita Pendek Tentang Persahabatan Terbaik Nah, berikut 7 hipotetis cerita pendek alias cerpen akan halnya pertemanan yang bisa Anda kutip atau jadikan referensi. Kepergian Sahabatku Dia sering mengajakku kerumah-nya, dan aku pun sering mengajak nya kerumahku. Ia bernama Dinda dan aku bernama Dita. Aku gemar bercerita tentang hidupku kepadanya, itu karna dia bisa memberiku selang dan membuatku atma, sungguhpun di ejek padanan-temanku. Dinda adalah tipe orang peceria, ia selalu ceria biar cak semau nan nakal kepada-nya alias jail,enggak seperti aku Hanya di ejek aja aku sudah merasa… eeeeehhhhmmmm. Lega suatu hari Dinda mengajakku jalan-jalan ke kancah bermain, aku saaaangat suka, kami berlaku sepuas-nya,semua permainan kami coba,mulai dari komedi putar hingga rollkoster. Hingga-sampai kami lalai tahun. Masa ini telah sore, akhirnya kami pulang kerumah masing-masing. Sejauh aku tetap bersamanya,hidupku akan terasa doyan dan bahagia, biar diejek teman-temanku, karena ada dinda yang burung laut menghiburku. Tapi, lega suatu hari ia tak hadir ke sekolah, setelah pulang sekolah aku kerumah-nya. Tapi apaa? dirumahnya pun kosong, aku sangat mangut, kenapa hari ini dinda tak ada, galibnya kalau anda mau memencilkan anda selalu memberi tahuku, tapi kali ini enggak. Aku bingung sekali. Akan datang harinya, disekolah dinda masih enggak hadir. Aku pula juga lagi kerumah-nya, dan masih tidak ada cucu adam-nya. Besok hari nya sekali lagi disekolah dia tetap tidak hadir, kambali juga aku kerumah-nya dan masih lain ada. Saban hari aku menunggnya di sekolah tapi ia tak kunjung hadir. setiap hari lagi aku dirumah-nya masih enggak ada khalayak-nya. Karenanya, musim-hariku ku lewati sendirian, tidak lagi bersamanya,hari-hari pula bepergian dengan lain cak semau yang kepingin menjadi temanku, barangkali…itu karna hidupku yang miskin. Dikutip dari Persahabatan Yang Peroi Karena Cinta Oleh Arum Nadia Hafifi Sayang itu memang kadang takhlik orang lupa akan segalanya. Karena selalu kita relakan apapun yang kita miliki. Bagi kaum wanita menganakemaskan itu lebih baik daripada dicintai. Jangan terlalu mengharapkan sesorang nan belum tentu mencintai kita tapi terimalah anak adam yang sudah memanjakan kita apa adanya. Mencintai tapi tidak dicintai itu begitu juga olahraga lama-lama supaya kerempeng tapi hasilnya nggak kurus-kurus. Belajarlah mencintai diri sendiri sebelum anda mencintai manusia lain. Gue Amel pesuluh papan bawah X. Dulu gue rajin menolak dan menelantarkan orang nan menganakemaskan gue, tapi waktu ini sampai-sampai tebalik gue rajin diabaikan sama khalayak nan gue cintai. Gue suka ekuivalen teman sederajat gue dan terlalu dia itu antiwirawan dekat gue, udah lumayan lamalah. Cowok itu namanya Nino momongan rohis. Gue doyan sama beliau berawal berusul perkenalan terus berteman lama-lama dekat dan akhirnya gue bintang sartan terjerat gini. Oh iya gue n kepunyaan temen namanya Arum, ia temen gue dari SMP. Arum gue dan Nino itu berteman hampir sejak turut SMA. Suatu tahun gue ngeliat Arum sama Nino itu bercanda bareng dan mereka akrab banget sebagai halnya orang cak berpacaran. Andal gue cemburu, tapi gue nyembunyiinn itu dari Arum. Lama-lama capek kembali mendam rasa gemar kayak gini. Alhasil gue mutusin untuk cerita setimbang Arum. “Rummmm gue mau ngomong sesuatu, tapi jangan bilang siapa-mana tahu” “Ngomong segala apa?” soal Arum “Jujur gue doyan sama Nino udah lama, dan gue cemburu kalo lo dekat sama Nino!” Jawab Amel “Lo suka Nino? Serius?” Tanya Arum “Iya, tapi lo jangan bilang Ninonya” gertak Amel “Iyaiya belas kasihan ya kalo gue udah cak bagi lo dengki” “Okee” Amel makin lama makin rapat persaudaraan dan Amel susah buat ngelupain Nino. Amel berfikir Nino nggak akan pernah tertawan setara Amel. Walau Amel udah ngerasa begitu juga itu tapi dia konsisten berjuang. Tanpa disadari Arum ternyata lagi suka seimbang Nino. Amel mengetahui kalo Arum suka sekelas Nino. Nggak disengaja Amel membaca daya diary Arum. Disitu teragendakan curhatan Arum tentang perasaannya kepada Nino. Pasca- Amel membaca pusat diary Arum, dia merasa kecewa karena temen koteng juga suka separas cowok nan setimbang. Tapi Amel berfikir rasa gemar itu datangnya tahu-tahu jadi siapa pun berhak untuk suka setinggi Nino. Amel tetap terus berjuang mengambil hati Nino, walau harapanya kecil. Di taman sekolah Amel melihat Arum dan Nino sedang berincang-bincang, tapi ini selisih mereka tertentang serius. Amel penasaran dan kesudahannya beliau nguping dibalik pohon. “Ruummm gue doyan sama lo, lo mau nggak jadi pacar gue?” Tanya Nino Arum kaget dia mencacau harus jawab barang apa, tapi akhirnya Arum mengakui Nino jadi pacarnya sonder memikirkan perasaan Amel sahabatnya sendiri. “Iya aku mau” Jawab Arum Amel yang mendengar jawaban Arum dibalik pokok kayu tergegau, dia enggak beranggapan sahabatnya akan tega. Minus berfikir Amel keluar dari belakang pokok kayu. “Rumm lo pacaran ekuivalen Nino? Congrast ya lo udah bikin gue nyeri hati” Arum dan Nino terkesiap tiba-mulai Amel muncul dari belakang pohon dan sejumlah sperti itu. “Maafin gue Mell, tapi gue cinta sama Nino” “Yaudahlah” Amel simultan pergi meninggalkan Arum dan Nino. Perasaanya kacau balau nggak karuan, beliau masih bingung kenapa temannya tega melakukan hal itu. Padahal Arum tau kalo Amel udah lama ngejar-ngejar Nino. Persahabatan dapat mengabu semacam itu doang karena selalu. Utamakan sahabat mu ketimbang pacarmu karena orang yang bakal selalu suka-suka disaat kamu senang dan sulit itu sahabat. Persahabatn nan dijalin cukup lama bisa hancur seketika karena masalah cinta. Dikutip mulai sejak Kado Terakhir Untuk Sahabat Maka dari itu Dimas Bagus Dewantara Panca tahun sebelum kawanku pindah jauh disana. Selepas makan siang, aku langsung pun beranjak ketempat aku bermain dengan sahabatku. “hei, kemana saja beliau? Daritadi aku nungguin” Tanya sahabatku yang bernama Alvi. “tadi aku makan siang dulu” jawabku sederum menahan ki gua garba yang mumbung dengan makan siang “ah ya sudah, mari kita lanjutkan namun mainnya” sahut Alvi. Tidak lama detik aku & Alvi sedang asyik bermain congklak, Rafid adiknya Alvi menclok menghampiri kami berdua. “kak, aku pengen sejumlah” kata Rafid “bilang segala?” sahut Alvi penasaran “kata buya, sebentar lagi kita buangan” jawab Rafid “hah? Bermigrasi kemana?” tanyaku memotong pembicaraan mereka “ke Bengkulu” jawab Rafid dengan singkatnya “ya udah kak, ayo disuruh pulang sama ibu buat makan siang dulu” ajak Rafid ke Alvi “iya deh.. ehm.. Alma, aku pulang habis ya aku mau makan siang” sebut Alvi “eh, iya deh aku juga cak hendak pulang kalau gitu” sahutku tak kepingin kalah. Sesampainya dirumah aku langsung masuk kedalam kamar & entah kenapa perkataan Rafid yang belum karuan tersebut, terlintas juga ke pikiranku. “Andai perkataan tersebut benar, bukan terbayang bagaimana perasaanku tulat” ujarku sreg paradigma yang menatapku menjemukan “nah daripada aku menimang yang belum tentu bertambah baik aku mendengarkan nada saja” ujarku kembali sambil beranjak mengambil mp3. Tak lama kemudian aku mendengar sebuah pembicaraan, yang aku tau suaranya mutakadim tak asing pula bagiku adalah makhluk tuaku & hamba allah lanjut umur Alvi sahabatku. Aku mencoba memfokus pintu kamar cak bagi mendengarkan pembicaraan itu. Tak lama tanganku keringat anyep, aku sudah mendapatkan inti ura-ura ternyata benar apa yang dikatakan Rafid pada Alvi tadi siang bahwa mereka akan pindah kurang lebih sebulan lagi. Lemas sudah tubuhku sesudah mendengar kabar itu, tiba-tiba ibu mengetuk kamarku & mengagetkanku yang sedang merayang itu. *Tok3X… “Alma, kamu menyikap pintu kamarmu ya” Cak bertanya ibu sambil mencoba membuka bab “enggak kok” jawabku dengan lemasnya “kamu kenapa.. ayoo beber kamarmu!!” teriak ibu “iya.. sebentar” sahutku sekaligus membuka pintu. “ngapain kamu mengunci kamar?” Tanya ibu. “gak knapa2… tadi aku memang lg duduk didepan gapura” jawabku sambil menoleh keruang tamu yang berhadapan dengan kamar tidurku. “ya sudah, tadi sosok tuanya Alvi bilang seandainya mereka ingin pindah bulan depan” “iya, aku sudah tau” sahutku lagi ke kamar tidur. “oh kamu tidak sedih teko?” Soal ibu nan menghampiriku. “…” tak kujawab tanya ibu. “hm.. nah tak usah dibahas dulu.. sana tidur siang dulu supaya akan datang malam bisa mengamalkan PR” ujar ibu sembari menyapu elus rambutku. “iya…” jawabku singkat. Esoknya tepat dihari Minggu, matahari pagi menyambutku. Suara miring ayam jago berkokok dan jam beker menjadi suatu. Saja, aku setia saja masih ingin ditempat tidur. Sampai sampai ibuku memaksaku untyk lain bermalas malasan. “Alma, ayoo bangun.. perempuan gak baik sadar kesiangan” ujar ibu spontan melipat selimutku. “sejenang lewat lah.. aku masih ngantuk” sahutku sambil menarik selimut ditangan ibu. “itu Alvi ngajak kamu main.. ayoo ingat!!” ujar ibu sekali lagi sambil mengeleng gelengkan majikan. “oh oke oke” sahutku jiwa karena ingat bahwa Alvi akan mengimbit sebulan pun. Silam, aku serentak beranjak dan taajul lari keluar kamar tidur bagi mandi & sarapan. Setelah itu Alvi tiba-tiba menghinggapi rumahku “Assalamualaikum, Alma!!” panggil Alvi bersumber depan apartemen. “walaikumsallam, iya!!” sahut ibuku yang beranjak keluar flat. “oh ibunya Alma, ada Alma nya gak?” Tanya Alvi. “Alma nya lagi sarapan, sebentar ya tunggu dulu aja. Sini timbrung” jawab ibuku. “iya, terimakasih” sahut Alvi. Ketika aku sedang asyik asyiknya makan pagi, Alvi mengagetkanku. “Alma, makan terus kau ini” tutur Alvi langsung tertawa. “yee, ngagetin saja kamu ini. Aku laper tau” sahutku sambil melanjutkan sarapan. “kok gak bagi-bagi aku sih” Tanya Alvi sambil menyengir jaran. “engkau mau, nih aku ambilin ya” jawabku sambil mengambil piring. “hahaha.. enggak, aku sudah lalu makan, kau saja sana gendut” sahut Alvi sambil tertawa terbahak bahak. “ ya sudah” jawabku kembali serempak membuang wajah. Lain berapa lama kemudian, sarapanku habis lalu Alvi mengajakku dolan games. “sudah lalu kan, ayoo main saat ini” serigala Alvi semangat. “aduh, selincam dong. Perutku penuh sekali ini” sahutku letoi karena biasanya makan. “ah ayolah, makanya jangan makan banyak-banyak. Kalau gitu kapan mau dietnya” ujar Alvi menyindirku. “ya sudah ya sudah.. ayoo mau main apa?” ajakku masih malas. “Vietcong ayo tempur tempuran” jawab Alvi semangat seperti pahlawan jaman lalu. “hah, okedeh” sahutku sambil menyalakan laptop milik ayah. Dikutip terbit Cerpen Sahabat Selamanya Hai namaku Michael Alyesha. Aku masih duduk di amben papan bawah tiga SD. Aku memiliki koteng sahabat dia bernama Chika jessi, tetapi aku seiring memanggilnya dengan sebutan chika. Periode-hariku selalu penuh dengan canda dan gelak bersamanya. Masa kamis lagi menginjak saatnya aku sekolah dengan giat. Michael pun segera bangun mulai sejak tempat tidurnya. “Umm.. pagi nan sangat cerah” kata Michael “Michael silakan bangun ini mutakadim jam kamu bangun tersisa pula?” ujar si mamah “oke mah” ujar Michael dengan santai Michael kembali segera menguasai tempat tidurnya dan buru-buru bersiram. Sehabis itu Michael dihampiri oleh keseleo seorang sahabatnya yang bernama chika. “Michael cepat beliau sudah lalu ditunggu chika didepan” tutur sang mamah dengan tebak marah, karena Michael pulang ingatan primitif dan chika juga tiba sampai sekolah. Bell sekolah lagi sudah berbunyi. kami empat mata pun duduk, kerjakan mengimak pelajaran. Tahu-tahu suka-suka seoarang cewek nan ikut keruang kelas kami. “Oh iya momongan-anak kita kehadiran tamu berasal panitia lomba membuat cerpen. Momongan-anak bu temperatur kepingin memunculkan sebuah pengumuman” kata bu guru “iya bu…” seru pelajar-muridnya “ini terserah tanding menciptakan menjadikan cerpen tingkat ii kabupaten yang diselenggarakan pada hari pekan 02 april 2022, tempatnya di SMP 2 JAKARTA jikalau ada nan mau turut lomba ini, lekas mendafatarkan diri ke kak nita itu panitia lomba membentuk cerpen” kata buguruMichael sangat antusias bagi mengimak adu itu. “kak aku mau ikutan adu menciptakan menjadikan cerpen” ujar Michael dengan semangat “baik… label adek siapa, kelas bawah berapa dan umurnya berapa?” introduksi kak nita dengan suara nan sangat lembut “namaku Michael Alyesha, aku kelas bawah tiga SD, umurku 9 perian kak, oh iya kak berfaedah lombanya lewat 2 perian lagi ya?” kata Michael “iya dek, lombanya tinggal 2 hari sekali lagi” jawab embak nita “apakah ada yang mau turut lagi, selain Michael?” Tanya bu guru “Tidak ada bu…” seru para muridBell pulang sekolah pun mutakadim berbunyi. Saat di avontur mau pulang chika bertanya kepada Michael. “Michael kamu etis cak hendak ikut lomba membuat cerpen?” Tanya chika “iya aku mau ikut lomba membuat cerpen, emang kenapa chik?” jawab chika “iya tidak papa sih… oke deh akan datang periode kamu lomba aku pasti untuk datang deh. Buat nyemangatin kamu hehe…” alas kata chika “makasih ya chika. Dia memang sahabat aku yang paling kecil oke deh” ujar Michael Keesokan harinya. aku dan chika main sore disebuah taman “chika aku udah buat cerpen nih… judulnya SAHABAT SELAMANYA, tapi bagus nggak ya chik?” soal Michael dengan wajah pesimis “coba aku lihat ceritanya… tapi mulai sejak judulnya si udah bagus. kayaknya isinya juga bagus deh” kata chika Setelah chika membaca cerpen yang dibuat oleh Michael. “wahh… Michael kamu hebat, sira dapat lakukan cerpen sebagus ini” tutur chika “makasih atas pujiannya chik. Tapi apa bersusila chik cerpen buatanku bagus?” soal chika dengan wajah heran melihat chika yang senang ketika membaca cerpennya “iya benar masa aku bohong sama beliau hehe…” ucap chika “hufftt… besok lomba membuat cerpennya pula. Aku kok jadi takut gini ya chik” ucap Michael “nggak usah takut, kamu harus konstan semangat jangan terbang semangat oke… besokkan suka-suka aku dan keluargamu datang kesana buat nyemangatin kamu… oke” sebut chika kepada Michael “oke deh… makasih ya chik, anda udah nyemangatin aku” kata Michael “iya sederajat-sama Michael” kata chikaKeesokan harinya, kejuaraan kembali hampir dimulai “heyy… Michael arwah ya!!! Semoga kamu menjadi pemenang oke” kata chika “oke chik… zikir’in aja biar aku jadi jago ya” pengenalan Michael “eh tuh… lombanya udah mau dimulai kesana gih. Roh ya Michael Alyesha !!!” ujar chika “ya udah aku kesana habis ya mah, mengampu, chika” ujar Michael “Semangat!!!” seru mamah, papah Michael dan chika sahabatnyaDan kejuaraan pun telah selesai. Saatnya para hakim mengiklankan bisa jadi pemenang dari kejuaraan membuat cerpen. “Inilah saat-ketika nan kita tunggu yaitu mengiklankan kelihatannya pemenang dari perlombaan ini” kata juri “Dan pemenang jago permulaan adalah… Michael Alyesha… cerpen yang berjudul SAHABAT SELAMANYA” ujar sang juri dengan suara miring yang seru “horee… aku menang” ujar Michael dengan semangat “Michael ia hebat, selamat ya sahabatku…” ujar chika “makasih ya chika… makasih sekali lagi atas dukunganmu sepanjang ini. Kamu emang sahabat aku yang minimum setia hehehe…” kata michael “Iya selaras-sama Michael. Oh iya walupun kamu sudah menjadi juara, ia tidak bisa menggadang ya hehe…” introduksi chika “karuan chik, aku akan selalu taat menjadi Michael yang burung laut tahir dan tidak kontak bergaduk hehe…” kata Michael kepada chika “oh iya buat mamah selevel papahku, aku kembali mau berterimakasih kepada kalian. tanpa adanya kalian disini aku tidak bisa sehebat ini. Syukur ya mah, pah D” tutur Michael kepada mamah papahnya Dikutip terbit Hari Ini Akan datang Dan Selamanya Musim seakan cepat berlalu, langkah tungkai kini tak lagi selevel. Aku selalu bingung dan bosor makan ingin bertanya pada tuhan. Apa keefektifan dari sebuah persahabtan nan indah dan abadi? Adakah sahabat sejati itu? “hai ri?” sebuah suara miring mengendalikan lamunanku. Tuan suara itu adalah, milik sahabatku seli. Tetapi bagiku engkau hanyalah sendiri nan ada ketika aku tertawa, namun pergi ketika aku menangis. “ada apa rumah pasung?” “mmmm anda udah ngerjain pr matematika belum?” “udah, emangnya kenapa?” “boleh dong?” Ya, aku tau sebab mengapa engkau bertanya seperti itu. Ia datang karena dia medium membutuhkanku. Kriiinngg… Suara miring bel pulang sekolah. Tampak anak-anak smp negri 1 dermaga berhamburan keluar inferior. Laangkahku masih terasa lesu dengan pertanyaan pertanyaan yang belum satu orang pun bisa menjawabnya. Bahkan aku koteng yang mewujudkan pertanyaan itu. Tuhan adakah sahabat tulus itu? “aku berharap periode ini aku boleh menemukan dia.. Dia sahabat sejatiku. Bukan ia yang sudah lama di sampingku namun memencilkan ketika rintihan membasuhi pipiku. Walau singkat perjumpaan, tapi aku kepingin selamanya dia ada dalam setiap tangisan, gelak, duka, suka yang akan merias perian hariku. Tuhan aku minta..” gumamku dalam langkah yang tak lagi sama Minus pulang ingatan “bruuukkk” Semua isi tas ku bertaburan keluar, secara bersamaan cucu adam yang ku tabrak juga membantuku untuk mengalir perlahan-lahan. Pasca- bola mataku menatap paras beliau nan membantuku berdiri, heningan serta sepenggal kenangan terlintas n domestik benakku. Flashback “dian, perginya berapa lama?” tanyaku dengan wajah boncel 5 musim “aku berangkatnya cuma segini, mengapa.. Riri gak usah seram, kita centung punya janji sahabat hari ini esok dan selamanya” jawab loleng sambil menunjukan 7 jarinya, entah itu tujuh hari, tujuh rembulan alias bahkan sapta tahun. Karena saat itu wajah cahaya muka polos masih terpasang dalam wajahku dan tanglung sahabat kecilku. Bungkam, hening, haru kini terpadu privat sanubariku ketika aku berhadapan lagi dengan sahabat kecilku dian. Ya, sekarang aku tau jawabannya, tujuh tahun dia pergi meninggalkanku. Syukur tuhan, pertanyaan itu kini terjawab oleh kenangan “sahabat hari ini esok dan selamanya” janji itu beliau balas hari ini. Kelihatannya waktu mutakadim aku buang percuma dengan pertanyaan soal nan membentuk waktuku tersingkir. Di dekatku.. Di hatiku ada sepenggal memori yang akan sering ku simpan yaitu “sahabat hari ini kelak dan selamanya” Dikutip dari Persahabatan 3 Serenceng Nan Mulai Melesap Namaku Lintang, aku punya 2 sahabat yang bernama Peri dan Wulan. Kami sudah lalu lama merenda hubungan persahabatan. Bahkan, kami mempunyai grup untuk pertemanan kami yang bernama “3 Seuntai”. Saban hari, kami selalu bersama. Namun, karena kami masing masing masih membiasakan, persuaan kami juga makara terbatas. Hanya malam pekan kita ketemuan. Saking jarangnya, Ada salah suatu dari kami yang mengkhianati grup persahabatan kami. Dialah Dewi, Sahabat yang sudah aku dan Wulan anggap BFF, ternyata mengecong persahabatan kami. Peri mempunyai kebalikan selain aku dan Bulan. Namanya Indah. Entah kenapa setelah kami jarang bertemu dan berkumpul, Dewi bahkan main terus setinggi Indah. Tak itu saja, mereka juga menciptakan menjadikan grup “2 Kembaran”. Saat liburan, kami kembali berkumpul. Namun, ada yang aneh. Dewi silam erat dengan Mulia. Dewi pun, berubah drastis pasca- bertemu Indah. Contohnya saja, Dewi cuek terhadap aku dan Wulan. Somplak aku dan Dewi sakit hati. Aku dan Wulan sering chatting bersama mengenai Peri. Lintang Kenapa ya sekarang Dewi berubah sebanding kita? Bulan Iya, aku juga ngrasa aneh setinggi Dewi, mungkin karena kita jarang ketemu kali ya? Ternyata oh Ternyata, Dewi dihasut oleh Indah temtang hal situasi yang lain faktual. Aku dan Rembulan langsung lindu lever. Setelah kami klarifikasi, semua kembali lumrah. Dikutip terbit Sahabatku Masa hari penuh kegembiraan nan kulalui bersama sahabat baikku. Aku lalu demen bisa bersamamu. Ulima, dia adalah sahabatku. Umurnya proporsional denganku yaitu 13 musim. Dia manis,hidungnya mancung, dan rambutnya tahapan. Kamu juga pintar,rendah hati,dan baik kepada semua orang. Aku dahulu dekat dengannya saat kelas 1 rajin merencana dan bercanda bersama. Sangat mengasyikkan mempunyai sahabat seperti mana dia. Dikala aku sedih dia selalu menghiburku dan memberiku semangat. Dia selalu ada aku mendapat masalah aku pelalah cerita kepadanya dan dia memberiku bantuan,dia juga mengajariku pelajaran yang menurutku selit belit. Dia adalah sahabat yang baik dan aku bukan akan melupakannya. Dikutip berusul Nah, itulah 7 lengkap narasi pendek cerpen tentang pertemanan yang dapat saya bagikan, yang tentunya bisa Sira kutip buat tugas Anda. Kisah sumir tersebut saya cukil terbit situs Brainly nan sudah lalu terverifikasi kebenarannya, dan untuk yang lainnya bisa Anda cari koteng di situs Demikian artikel yang dapat saya bagikan mengenai kisahan pendek dan semoga berjasa. Source

02March 2021. Untuk menghargai dan menghormati jasa guru, kamu bisa membacakan kumpulan puisi guru berikut yang menyentuh dan penuh rasa hormat. Seringkali dijuluki sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, seorang guru merupakan orang tua kedua kita di sekolah. Selain mempunyai tugas dan kewajiban untuk mengajar, guru juga membimbing dan memberikan

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Sore itu masih tampak cerah. Kedatangan senja belum terdengar kabarnya. Tapi kabar sebuah tangisan telah terdengar oleh Tulus. Kayu-kayu bakar yang telah dikumpulkannya dari hutan baru saja ia letakan di belakang rumah. Tulus segera masuk untuk mencari sumber suara di pintu dapur, adik Tulus sedang berdiam diri. Raut wajahnya susah ditebak. Antara kecewa dan sedih. "Kenapa dek?," tanya Tulus. Adiknya masih terdiam. Hanya dari pandangan matanya Tulus mencoba mencari jawaban. Mata itu tertuju pada sosok perempuan setengah tua yang duduk di pojok dapur. Ia adalah Ibu kedua anak itu. Tulus dan adiknya. Barulah Tulus tau, suara tangisan itu keluar dari mulut Ibunya. "Kalaulah ayahmu pulang, tentu Ibu akan belikan kamu mainan," berkata Ibu di sela-sela isak tangisnya. Tulus mulai mengerti akar permasalahan keadaan di dapur rumahnya. Seperti biasa, adik terus meminta mainan yang diinginkannya. Dan Ibu nampak masih belum sanggup membelikannya. Tak salah juga adik Tulus meminta mainan. Diantara anak-anak kampungnya, adik Tulus termasuk anak yang paling terbelakang dalam hal memiliki mainan. Tulus sendiri sering merasa bersalah karena tak sanggup membelikannya. Mengharapkan uang dari Ibu juga agaknya susah. Ibu hanyalah seorang pedagang sarapan dipagi hari. Penghasilannya hanya cukup untuk makan sehari-hari, uang jajan dan sekolah Ibu baru membelikan mainan buat anaknya ketika ayah pulang. Tetapi hampir setahun ayah masih di perantauan. Uang hasil kerjanya pun selama itu tak pernah sampai ke keluarga Tulus. Hal semacam itulah yang nampaknya membuat ibu bersedih. Menangisi keadaan agaknya mengerti kenapa Ibu menangis sampe sebegitunya. Yang pertama karena ibu melihat anaknya bersedih, kedua karena Ibu tak mampu memenuhi keinginan anaknya, dan ketiga karena suaminya sudah lama tak kunjung ada kabar Ibu tetaplah seorang perempuan yang tegar, sabar dan terus bekerja keras. Tegar dalam menghadapi permasalahan, sabar dalam menerima keadaan dan terus bekerja untuk mencukupi kebutuhan keluarganya. Ia jarang sekali terlihat mengeluh, meski peluh tak pernah berhenti membasahi tubuhnya. Amat sedikit waktu untuknya menangis, meski berlapis-lapis kebutuhan keluarga ditanggung sendiri. Tak pernah Ibu terlihat putus asa meski asa baginya membahagiakan anak-anaknya peluangnya sedemikian kaulah pahlawan keluarga kami. Lihat Cerpen Selengkapnya
  • ፋасамеጴኙ ጼех
    • ፏωβ е
    • Удሬሉ υщоμυ зву չաλե
  • ጀ սኝճеձድмуры
  • ጶαፉищоξሚη клутиψሳኺ
    • Цабαзቻգиኢ слирը
    • Եጳխπጤтиγαψ уξըձопряሲθ μ ሴуσэбоζиχ
    • Асвастοс гθրθ а
Ibudan bapakku hebat adalah cerita pendek prihal kehidupan keluarga sederhana menceritakan tentang ibu yang hebat dan perjuangan ayah mengangkat perekonomian keluarga walaupun harus jauh diperantauan. Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Ibuku wanita yang paling teguh dan sabar. Ibuku adalah pahlawan dalam hidupku, namanya Syarifah, anak kedua dari tiga bersaudara, kelahiran 19 September 1977. Mempunyai impian agar anaknya hidup bahagia dan sukses dimasa yang akan adalah pahlawanku, bukan saja karean ia membesarkanku dan melahirkanku, melainkan ia telah memberiku segala ispirasi,baik itu suka dan duka, sedih dan senang, tangis dan tawa, juga segala gembira dan derita. Terkadang aku sangat merasakan bersalah ketika membuat ibuku marah, aku tau bahwa marahnya itu bukanlah rasa benci melaikan rasa sayangnya merupakan orang yang paling mengerti, selalu mendengarkan keluh kesahku, saat aku ceritakan kepdanya dia menjadi pendengar yan paling budiman dan memberikan saran, nasehat yang mendukung tampa pernah menjatuhkan. Bagiku sosok ibu adalah wanita yang terhebat dalam hidupku. Sepanjang perjalanan hidupku tentu banyak atau bahkan terlalu banyak sudah pengorbanan dan pemberian yang telah dicurahkan ibuku untukku, hingga aku tidak sanggup menghitung dan menerka nerkanya, kalaupun harus mengingat dan menyebut pengorbanan dan pemberiannya mereka , sungguh ingatan ini tidak akan sanggup karena apa yang aku ingat dan sebut pasti jauh lebih sedikit dari daftar pengorbanan dan pemberian ibuku yang tidak sanggup aku ingat dan aku sebutkan. Ibu Terimakasih, tulisan ini aku persembahkan anakmu Nurfa Rahmi Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya

Kumpulan30 puisi tentang wanita. 1. KUMPULAN 30 PUISI TENTANG WANITA Demi memenuhi tugas MKU Bahasa Indonesia Dosen Pengampu: Asep Purwo Yudi Utomo, S.Pd., M.Pd. Disusun oleh: Dikha Danar Wijanarko 2201411016 Pendidikian Bahasa Inggris UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013. 2.

– Cerita pendek alias cerpen merupakan keseleo satu spesies karya sastra yang menarik buat dibaca. Bahkan, banyak sekali contoh cerpen singkat dengan berbagai macam tema. Cerpen menghadap singkat, padat, dan langsung lega tujuannya dibandingkan karya-karya fiksi bukan yang lebih tataran, seperti mana novella dan novel. Nah, berikut ini Seruni akan membagikan kumpulan conton cerpen sumir yang mandraguna edukasi dan menyedot bikin dibaca. Daftar Isi Signifikasi Cerpen Sturktur Cerpen Cermin Orientasi Komplikasi Evolusi Rosolusi Koda Contoh Cerpen Singkat 1. Contoh Cerpen Pendek Pendidikan Mengajarkan Tentang Bersikap Rendah Hati 2. Contoh Cerpen Singkat Persahabatan Pertemanan Sejati 3. Contoh Cerpen Singkat Tentang Sukma Melupakan Hak istimewa Terpenting 4. Model Cerpen Singkat Tentang Pecut Impi Si Pemudi 5. Cermin Cerpen Singkat Kocak Perjaka Idaman 6. Contoh Cerpen Singkat buat Momongan Bilang Dulu Sebelum Pinjam Signifikansi Cerpen Sebelum mengetahui hipotetis cerpen ringkas yang akan Seruni bagikan, suka-suka baiknya pahami dulu apa itu cerpen. Berdasarkan KBBI, cerpen ialah sebuah garitan tentnag narasi pendek yang isinya tidak bertambah dari 10 ribu introduksi dan ampuh tentang sendiri tokoh. Sementara itu, Sumardjo dan Saini menuturkan bahwa cerpen yakni cerita nan tidak benar-etis terjadi pada bumi nyata alias fiksi, ceritanya ringkas, dan juga pendek. Batas isi dari cerpen ini ditujukan seharusnya pembaca dapat menyelesaikan intern tahun nan singkat, yaitu sekeliling 30 menit hingga 2 jam sahaja. Kemudian, inti dari kisahan yang dingakt di dalam cerpen hanya memuat satu permasalahan terdahulu sahaja. Sturktur Cerpen Berikut ada beberapa sturktur yang membuat cerita sumir menjadi menyentak bakal dibaca dan bermakna. Maya Biasanya, abstrak berlambak plong episode awal, yang berisikan rangkuman singkat mengenai penggambaran mulanya dari cerita nan akan terjadi dalam cerpen tersebut. Orientasi Sedangkan aklimatisasi adalah tahap pengenalan yang berkaitan dengan munculnya biang kerok dan parasan narasi. Biasanya, bagian ini berkaitan dengan keadaan apa nan sedang dialami oleh tokoh terdepan. Komplikasi Penggalan yang satu ini, rata-rata berkaitan dengan hubungan sebab akibat berpangkal suatu kejadian yang terjadi sreg cerita pendek. Evolusi Evolusi menjadi bagian yang bersambung dengan pengarahan persoalan yang akan menjadi semakin memanas. Rosolusi Di episode ini, konflik yang ada di kerumahtanggaan kisahan pendek akan sungguh-sungguh menentukan titik perampungan. Konflik internal cerpen akan terlewati secara keseluruhan, sehingga bisa menemukan titik perampungan. Koda Koda berhubungan dengan suatu hikmah atau nilai yang bisa dipetik oleh para pembaca. Contoh Cerpen Singkat Setelah memahami tentang denotasi cerita pendek serta strukturnya, sederum saja disimak sejumlah contoh cerpen singkat berikut ini 1. Teoretis Cerpen Singkat Pendidikan Mengajarkan Tentang Bersikap Rendah Lever Di sebuah sekolah, ada seorang anak bernama Ayu, dia yaitu murid papan bawah 6 SD. Ayu yaitu salah satu siswi yang sangat berisi dan baik hati. Temannya pun begitu banyak. Tak jarang, semua anak asuh ingin berteman dengannya. Selain Ayu, ada pula siswi lainnya bernama Nina, dia sekali lagi lampau pintar, tetapi sikapnya berbanding terbalik dengan Ayu. Meski ia pintar, tapi ia sangat snobis. Bahkan, Nina semata-mata memiliki dua musuh, yaitu Lisa dan Lily, gadis kembar di sekolahnya. Suatu periode, Ibu hawa mengumumkan bahwa akana da perlombaan mendaras khotbah dua minggu kembali. Bu Yati, selaku penanggung jawab kelas 6 membuat kesempatan seluas-luasnya bagi barangkali saja yang ingin ikut seleksi. Ayu dan Nina tentu menjadi pesertanya. Setiap hari, mereka selalu berlatih moga lolos seleksi. Sebatas hari itu tiba, keduanya memberikan tampilan yang memukau dan dinyatakan lolos. Detik perian sayembara mulai, Nina terus tetapi menyombongkan dirinya, sira sedemikian itu beriktikad diri bahwa pasti akan juara. Sebab, sebelumnya ia pula sempat menjadi juara saat di kelas 5. Farik dengan Ayu, yang tak henti-hentinya berdoa dan berlatih, mengepas menghafal pula bacaan ceramah. Nina dipanggil terlebih dahulu buat naik ke atas tempat, namun sayang ia seketika lupa bacaan kuliah yang sudah dihafalnya. Kini tibalah giliran Ayu mendiktekan pidato. Penampilannya sangat bagus, mewujudkan para juri, termasuk Bu Yati kagum melihatnya. Pengumuman pula tiba, Fitri keluar mnejadi kampiun 1, sedangkan NIna, harus menahan air matanya karena tidak unggul setimpal sekali. Dari contoh cerpen pendek di atas, kita bisa mengambil pelajaran, bahwa kita harus menjadi sosok yang rendah hati dan menyingkir aturan berlagak. Sebab, sepeda kehidupan akan terus berputar. Keepongahan hanya akan menhancurkan diri sendiri. 2. Contoh Cerpen Ringkas Persahabatan Persahabatan Sejati Detik ini, aku duduk dibangku inferior 9 SMP. Kujalani hari-hariku sebagai sendiri pelajar bersama dengan ketiga sahabatku, Aris, Andri, dan Ana. Sejak boncel, kami memang sudah bersahabat. Suatu hari, kami menuliskan perjanjian persahabatan di sobekan jeluang, yang kemudian dimasukakn ke kerumahtanggaan sebuah jambang. Botol tersebut kami kubur di bawah tanaman nan nantinya surat tersebut akan kami beber detik menrima hasil ujian kelulusan. Masa nan kami nanti-natikan akhirnya start, kami pun menerima hasil ujian dan hasilnya kita berempat dinyatakan lulus. Kami pun berkejaran menuju tanaman yang menjadi kancah penguburan surat perjanjian perkawanan. Botol tersebut pun kami buka dan kami membaca goresan tersebut. Kertas tersebut bertuliskan, “Kami berikrar akan caruk bersama cak bagi selamanya,”. Keesokan harinya, Aris berencana bagi memestakan kelulusan kami. Malamnya kami pergi bersama ke satu gelanggang dan disitulah saat-detik yang tidak bisa aku lupakan, karena Aris berencana untuk menyatakan perasaannya padaku. Akhirnya aku dan Aris protokoler menjalin perkariban asmara. Begitu pun dengan Andri, dia pun berpacaran dengan Ana. Malam itu sungguh lilin batik yang istimewa bakal kami berempat. Kami pun bergegas untuk pulang. Saat perjalanan pulang, entah mengapa perasaanku tidak mak-nyus. “Perasaanku enggak enak banget ya?” ucapku mumbung hilang akal. “Udahlah, Ndi, santai aja, kita enggak bakalan kenapa-kenapa,” jawab Andri dengan leha-leha. Enggak lama setelah itu, hal yang dikhawatirkan Nindi terjadi. “Arissss awasss! di depan ada jurang!,” teriak Nindi. “Aaaaaaaaaa!!!” Bruuukkk. Oto yang kami kendarai timbrung ke dalam jurang. Aku tak kuasa mencegat air ain yang terus mengalir sebatas aku tidak sadarkan diri. Perlahan aku beber mataku perlahan-lahan sedikit dan aku melihat ibu berlambak di sampingku. “Nindi… kamu sudah lalu sadar, Nak?” tanya ibuku. “Ibu.. aku di mana? Di mana Ana, Andri, dan Aris?” tanyaku. “Kamu di apartemen sakit, Nak. Kamu yang lunak ya, Andri dan Aris tak tertolong di lokasi kecelakaan,” jawab ibu langsung menitikkan air mata. Aku terdiam mendengar ucapan ibu dan air mataku menetes, tangisku tiada henti mendengar pernyataan ibu. “Aris, mengapa beliau tinggalkan aku, padahal aku rajin banget ke kamu, aku sayang kamu, tapi kamu ninggalin aku begitu cepat, semua pergi ninggalin aku,” batinku berbicara. Lantas, dua musim ajal dan aku berkunjung ke makam mereka, aku berharap kami bisa menghabiskan waktu bersama sampai tua. Namun, waktu ini semua itu cuma angan-angan. Aku berjanji akan selalu mengenang kalian. 3. Contoh Cerpen Singkat Tentang Semangat Mengalpakan Prioritas Terpenting Alarm jam berdering dengan nyaring, mengusik tidur nyenyak seorang Nathan. Senyatanya ia enggan membuka indra penglihatan, tapi karena kritik alarm semakin menganggu tidurnya. “Oh Tuhan!”, sungguh kagetnya Nathan tatkala pergok jam menunjukkan martil 7 pagi. Beliau juga lantas bergegas mandi, ia tergopoh-gopoh menyingkir ke kantor, sampai-sampai ia melewatkan makan pagi. Tibanya anda di kantor, rupanya Nathan juga telat menirukan perjumpaan pagi ini di maktab, karena waktunya telah dimajukan lebih semula berusul rata-rata, dengan alasan Bapak Direktur suka-suka keperluan di asing daerah tingkat. “Permisi, Kelongsong. Saya dapat masuk?” Pertanyaan Nathan izin kepada bapak direktur yang tengah memimpin pertemuan. “Marilah masuk, tapi lepas, proyekmu sudah lalu digantikan makanya ari-ari Arkan,” “Kenapa, Pak? Saya belaka telat 15 menit,” tanya Nathan sambil terheran-heran. “Maaf saudara Nathan, ini bukan masalah lama atau tidaknya Anda keteter, tapi ini adapun kekonsistensi Anda dalam bekerja,” jelas direktur tersebut dengan tegas. Ucapan si direktur seketika membuat Nathan terkelu dengan raut wajahnya nan pucat. Setelah pertemuan usai, Nathan sekali lagi berjalan dengan lemah pergi menjurus kenap kerja miliknya. “Ada apa, Nath? Mengapa telat,” “Memang salah saya, saya semalam bedagang nonton bola, sampai melupakan project terdepan yang sangat menguntungkan bagi saya,” “Oalah, harusnya kamu harus lebih mengruangi hobimu,” sambung Meri sambil sedikit menasihati. 4. Contoh Cerpen Ringkas Mengenai Motivasi Impi Sang Dara Pagi menjelang saat sendiri gais bernama Dara mulai menjerang air untuk membuat segelas teh panas. Ia yakni gais yang hidup dengan sejuta damba di dalam sebuah apartemen berdinding tinggi. Kuntum terlahir dari keluarga yang berbenda. Boleh dibilang, anda sangat kaya. Namun sayang, Upik tidak dapat menopang tubuhnya sendiri tanpa menggunakan bantuan kursi pit, sehingga merasa diacuhkan sekalipun ia bernas di istana berlambak tersebut. Kedua orangtuanya selalu mengacuhkannya, karena merasa tidak suka-suka yang bisa diharapkan dari koteng gadis yang hanya bisa duduk di kursi roda. Sementara sang embok, mungkin saja malu memiliki adik dengan kondisi sebagaimana Dara. Saban hari, waktunya anda habiskan di dalam kamar. Sesekali ia mengincarkan kursi rodanya mengarah jihat yojana. Dara nan masih berusia 17 tahun itu, punya hobi menggambar di ujana. Hobinya dilakukan hanya buat ki menenangkan amarah ingatan buruknya yang menyesali keadaan. Suatu pagi, Dara mengendap pecah kursi rodanya. Tapi, bukan suka-suka seorangpun yang membantunya. Rasa kecewanya terhadap hal tersebut membentuk Dara memiliki kekuatan untuk menggerakan singgasana rodanya ke arah taman kompleks, berniat memufakatkan diri. Momen semenjana terisak di taman, tiba-tiba sahaja Dara dihampiri maka dari itu seroang perawan seusianya dengan kondisi yang sama. Pemudi itu menjengukkan tangannya lakukan Dara sambil menyebutkan namanya, adalah Hana. Meski baru pertama kelihatannya berbenturan, tapi tampaknya mereka sudah semacam itu akrab. Seketika Hana berucap, “Gadis, ingatlah bahwa tidak ada seorangpun di dunia ini nan terlahir sia-sia. Boleh jadi kita tak bisa berdiri tegak layaknya anak adam tidak. Tapi, kita masih punya milik bagi merasakan bahagia. Cobalah buat memufakati dirimu sendiri,” terlampau balasannya Hana pun berpamitan. Semenjak pertemuannya di ujana dengan Hana, Dara start merenungi prolog-kata nan diucapkan oleh gadis tersebut. Upik berpikir dalam-dalam bagaimana ia boleh seutuhnya menyepakati dirinya ketika orang di dekatnya tidak mendukungnya kadang-kadang. Dara menyedang mencerna ucapan berpunca Hana secara perlahan, meskipun seringkali kamu menangis momen teringat laporan bahwa ia hanyalah sendiri gadis yang diacuhkan. Hal yang dipikirkan oleh Kuntum adalah bagaimana ia bisa mewujudkan mimpinya dengan kondisi tersebut. Mimpi Dayang adalah menjadi seorang pelukis yang karyanya bisa dipajang di internal pameran besar. Kejadian yang dilakukan Dara lakukan memulainya adalah majuh membuat lukisan. Kesibukan tersebut juga dilakukan Dayang bikin tidak ki memenungkan tentang dirinya yang selalu diacuhkan dan start memahami perkataan Hana. Perlahan mimpi si Dara mulai terwujud saat sembunyi-sembunyi ia selalu memposting lukisannya melewati alat angkut sosial. Hingga suatu hari ada seseorang cak bertengger ke kondominium Dara bikin menjumpai perempuan itu kebaikan mengajaknya untuk bergabung di dalam sebuah pameran lukisan. Kedua orang tua Dara terperangah mendengar ucapan pria tersebut, sebab tidak menyahajakan bahwa Pemudi sang gadis kedudukan roda bisa menghasilkan karya lukisan nan mulia. Dara doang tersenyum mengintai respon kedua orang tuanya dan memilih menerima tawaran pameran tersebut. Berbagai lukisan indah dipajang dalam pameran yang diberi tema Mimpi Sang Dara. Ayah bunda Dara menghadiri pameran tersebut dan merasa terharu atas pencapaian dayang yang sepanjang ini diacuhkannya. Sementara Nona merasa puas bisa mengakuri situasi fisiknya dan memanfaatkan apa nan dimiliki. 5. Contoh Cerpen Ringkas Lucu Bujang Idaman Satu pagi, Tya berangkat ke sekolah bersama sahabatnya, yaitu Ica. Sekaligus menyusuri lorong kelas yang biasa mereka lewati, Tya pun bertama sreg Ica. “Ca, menurut beliau, tipe cewek idaman Istal tuh kayak segala sih?” Sambil tersenyum Ica lantas menjawab, “Bagaimana, ya? Setahuku tipenya Ari sih gak muluk-muluk. Karena setahu aku, dia lebih suka ekuivalen cewek yang natural gitu,” “Hmm, gitu, ya. Enggak senang sederajat dayang yang hobi dandan berarti,” sambut Tya dengan wajah yang semakin berbinar kegirangan. “Ya, kira-kira seperti itulah,” “Terus gimana dong caranya cak agar wajah tunak cakap, walaupun minus makeup baplang?” pertanyaan Tya lagi. “Coba semata-mata kamu pakai masker bangkuang dan scrub gula pasir, meski bibir memerah merona gitu,” jawab Ica. “Walah, kamu juga, ya. Nanti malam aku coba deh, Ca,” Tya pun akibatnya mengajuk saran yang diberikan oleh Ica. Ia pun senang, karena wajahnya lama kelamaan semakin panah dan berseri. Gelanggang jerawat pun mulai memasap. Kedok bangkuang dan scrub sakarosa pasir lakukan wajah dan labium pun tak pernah lupa terus anda gunakan, mengingat sepekan lagi akan ada acara pensi. Pastinya di programa ini Tya lakukan ketemu Ari dan beliau harus tampil cakap dan prestisius agar menarik perhatian Ari, lelaki idamannya. 6. Hipotetis Cerpen Singkat untuk Anak Sejumlah Dahulu Sebelum Pinjam Di satu TK, ada sekolah momongan bernama Arkhan. Ia kerap boleh jadi mewujudkan bu guru marah dan membentuk oponen-temannya menangis. Arkhan besar perut kali dipanggil oleh bu guru, doang tidak dimarahi. Supaya sudah berkali-barangkali mempersunting belas kasihan atas kesalahannya, tapi Arkhan seolah lain kapok dan mengulangi kesalaahn yang sama. Beberapa barang, juga sering diambil maka dari itu Arkhan. Ia pula terkenal sering takut-kaburan. Pada suatu hari saat pulang sekolah, Arkhan belum dijemput oleh mamahnya. Maka Arkhan belum diperbolehkan pulang. Namun, kamu doyan sekali berlari dan bersembunyi. Arkhan menghindari bu suhu dan selalu berkeliling pelataran sekolah yang luas. Seperti baisanya, bu guru berburu Arkhan ke setiap ki perspektif ruangan. Cuma, Arkhan tak ditemukan. Biasanya, Arkhan bertindak di taman. Tapi, saat itu, bu guru tak mendapati Arkhan di sana. Sudah beberapa kancah dikunjungi, cuma eksistensi Arkhan belum kembali ditemukan. Bu guru juga kelelahan, sebatas membelakangkan buat beristirahat sejenang di balairung. Suasana cegak berpokok angin yang keluar terbit kipas menciptakan menjadikan bu guru tak menyadari seandainya Arkhan ternyata ada di sana. “Bu master,” Arkhan menghambur ke arah bu guru dan memeluknya. “Arkhan, ia dari mana saja? Ibu nyariin kamu, ternyata kamu terserah di sini,” tutur bu guru. “Iya, bu. Soalnya aku masih nungguin dijemput mamah,” jawab Arkhan. “Iya, lain siapa bilang dulu selaras bu guru, ya! Jadinya ibu nggak nyariin anda.” “Baik bu.” jawab Arkhan. Setelah itu, Arkhan dan Ibu guru pula ke ulas tunggu penjemputan dan Arkhan dolan beberapa puzzle. Arkhan sangat suka bermain puzzle malah puzzle panda milik Humaira, temannya yang dibawa penghabisan-akhir ini. Humaira juga belum pulang, masih menunggu jemputan. “Mas Arkhan dijemput!” Suara bu guru menggelegar. Sontak dengan senang lever, Arkhan pun langsung menghambur ke arah ibunya, dan mereka pun pulang. Terlampau Humaira dan beberapa pasangan lainnya yang belum dijemput. Mereka masih berperan beberapa mainan. Tak sejumlah lama kemudian, terdengar suara bu guru. “Mba Humaira Dijemput!” Humaira yang terbiasa rapi pula menuntaskan mainannya. Namun, ada satu nan mengganjal. Humaira mulai bolak-balik ke sana kemari, tinggal tak lama kemudian dia mewek. Tangisnya pun pecah, mewujudkan heboh seisi rubrik. “Panda Dede tidak ada….” ucap Humaira sambil menangis. “Panda yang mana?” tanya bu guru. Tapi, Humaira semakin menangis dan semakin kencang tangisannya. Semakin membuat cucu adam bimbang, apa yang dimaksud panda miliknya? “Itu bu, tadi Humaira bawa Puzzle panda. Tapi puzzlenya dipinjam selevel Arkhan.” ujar Aurel, keseleo satu anak yang belum dijemput juga. bu hawa pun bertanya, “Separas Arkhan puzzlenya ditaruh di mana?” “Nggak tau.” Jawa Aurel. Kembali pada risikonya semua yang cak semau di rubrik mencari puzzlenya Humaira yang bergambar panda, patuh tidak ditemukan. Saja suka-suka satu kemungkinan, boleh jadi puzzle itu ikut Arkhan pulang. Akhirnya, bu master kembali menghubungi Ibunya Arkhan. “Oh iya Bu, maaf yaa puzzlelnya kebawa setara Arkhan. Akan datang taajul saya antarkan.” Tutur Ibunya Arkhan berpunca seberang telepon. Pada jadinya, telepon pun ditutup. Menunggu hingga setengah jam, dua orang bertubuh tinggi dan mungil datang dari sebelah gerbang. “Itu Arkhan, bu!” teriak Aurel dari dalam ruang tunggu jemputan. Jadinya Arkhan un menjajari puzzle milik Humaira yang sudah lalu menginjak memangkal menangis. “Arkhan, kenapa kamu gendong puzzlenya Humaira?” Cak bertanya bu master. “Fulanah itu bu, aku enggak tahu puzzlenya sekonyongkonyong ada di tasku.” Jawab Arkhan. Bu guru menghirup napas. Sudah biasa terjadi, Arkhan sering membawa pulang benda-benda di sekolah yang menurutnya menjujut. Bahkan tempo habis anda pernah mengangkut yang didapat dari lemari biro sekolah. “Arkhan kamu harus minta belas kasihan sama Humaira.” tutur Aurel. “Kenapa aku harus minta lepas? Kan puzzlenya sudah aku kembalikan?” “Soalnya kamu udah bikin Humaira nangis. Iya centung, bu?” Kepala mungil nan katai itu tengadah ke arah wanita nan lebih pangkat darinya. “Enggak mau!” Arkhan melipat tangannya dan membuang cahaya muka berbunga Humaira. Humaira sekali lagi menangis sekali lagi. “Tuh, teko! Humaira makara nangis lagi. Arkhan, sih!” “Arkhan, silakan minta belas kasihan nak.” ucap Ibunya. Arkhan masih kekeuh tidak mau harap belas kasihan, masih dalam posisinya semula. “Arkhan, kamu gemar barang apa?” pertanyaan ibu master. “Otomobil.” jawab Arkhan. “Arkhan punya mobil-mobilan di apartemen?” “Punya.” “Padalah! Sekarang, ibu guru main ke rumah Arkhan. Trus ibu guru minjem mobil-mobilannya Arkhan buat mainan. Tapi, oto-mobilannya ibu bawa pulang, bagaimana?” “Loh! Cak kenapa dibawa pulang? Itu kan punya Arkhan, bu! Bu guru mau mencuri, ya!” “Nah! Itu tahu. Berarti, seandainya anda minjem mainannya Humaira tapi enggak bilang-bilang sama aja dengan maling, morong?” tanya ibu guru. Arkhan terdiam. Sekali lagi, dibujuknya Arkhan cak bagi harap maaf. Risikonya, mau tidak cak hendak Arkhan pun luluh juga cak agar masih sedikit kelihatan sewot. “Ya deh iya! Aku minta maaf! Tapi besok aku pinjam puzzlenya lagi, ya!” ucap Arkhan. “Horizon-tapi kalo ingin sanggam bilang dulu, Arkhan.” sahut Aurel. “Ya iyalah kan aku sudah lalu tahu.” jawab Arkhan. Pasca- kejadian di hari itu, keesokan harinya Arkhan kembali selalu beberapa saat hendak meminjam produk. Tidak hanya itu semata-mata, Arkhan lagi kaprikornus lebih eklektik internal bertindak sehingga tidak mencacati lever teman-temannya. Dengan seperti itu, Arkhan juga jadi punya banyak pasangan. Saat ini tandingan-teman sudah tidak takut pula momen berbual mesra dengan Arkhan. Berbeda pada momen adv amat, tentu banyak yang agak gelap hampir dengan Arkhan karena Arkhan tenar nakal. Mereka juga berorientasi menjauh supaya bisa menghindari barang-barangnya hilang karena dicuri oleh Arkhan. Sahaja, karena sudah minta pembebasan sama Humaira, keesokan harinya Aurel bilang ke teman-tara kalau Arkhan sudah menjadi baik. Biar bilang jodoh masih ada yang mengalir perlahan-lahan, Aurel tetap meyakinkannya cak agar mau berteman baik dengan Arkhan. Pada akhirnya semua padanan-teman kaprikornus ingin berbual mesra dan bergabung dengan Arkhan. Baca Juga 23 Kumpulan Narasi Dongeng Singkat yang Bisa Diceritakan lega Anak Itulah beberapa contoh cerpen pendek dengan beraneka ragam judul yang menarik kerjakan dibaca. Hendaknya bermanfaat.

\n \n cerpen singkat tentang ibuku pahlawanku
Sepertihalnya karya sastra yang. Cerita pendek, atau kita sering sebut dengan cerpen (cerita pendek) adalah suatu bentuk prosa naratif fiktif. Cerpen berisi tentang cerita singkat yang berupa teks 12. Cerpen singkat tentang persahabatan di sekolah. Setelah itu, pak guru membuka pembelajaran dengan mengajukan sebuah pertanyaan. Source: basabasi.co
Hai, Sobat Guru Penyemangat, kira-kira ada berapa banyak nama-nama Pahlawan yang kamu ketahui?Pastinya ada banyak, ya. Dan saking banyaknya nama-nama Pahlawan, kita pun hanya ingat beberapa darinya. Eh, gak gitu juga sih! HahahaDan, sadarkah kita bahwa di era masa kini pahlawan itu ada di mana-mana? banyak pahlawan yang sejatinya ada di dekat kita. Bahkan, mereka mungkin adalah orang yang kita temui, kita sapa, dan kita ajak untuk berbincang-bincang setiap pahlawan itu? Salah satunya adalah guruku, gurumu, dan guru kita semua. Berikut ada cerpen inspiratif tentang Guruku disimak ya SobatCerpen Guruku PahlawankuAku masih ingat kisah penuh emosi di kala itu. Saat di mana aku masih pertama kali mengenakan baju putih merah, berdasi dan bertopi dengan lambang Tut Wuri aku diminta wajib bersepatu hitam tanpa ada sedikit pun putih. Kewajiban itu harus kupenuhi karena akan jadi bukti bahwa aku benar-benar ingin sekolah. Atau, malah datang dengan malu-malu. Aku tidak punya teman, juga tidak punya bekal ijazah Bagaimana lagi, kata Ibuku, “Kamu yang semangat belajar ya, Nak. Ibu takbisa terus membawamu ke ladang yang jauh. Ibu sudah bilang kepada Guru agar kamu jadi anak bawang.”Aku mana mengerti yang namanya anak bawang. Yang kumengerti hanyalah datang ke sekolah bisa dengan jalan kaki, terkadang mendapat uang jajan, serta tidak boleh WIB aku sudah harus tiba di sekolah dan menaruh tas gandeng yang baru saja dibelikan Ayahku dari hasil jualan umurku waktu itu barulah 5 tahun. Kata Ibu, aku tidak perlu masuk TK karena lokasinya jauh di kota. Dengan keadaan yang seadanya seperti ini, bagaimana mungkin Ayahku bisa membiayai ongkos naik angkot desa ke kota jaraknya memang cuma 20 KM dengan ongkos angkot Mungkin bagi orang itu hanyalah angka uang yang kecil, bahkan tidak cukup untuk beli jajanan. Tapi bagiku?Sudah sangat besar.*“Dika, mulai besok Dika duduk di bangku depan di pojok kanan ya. Jangan lupa untuk membawa buku dan pensil.”Mulai detik ini, saban hariku disibukkan dengan aktivitas pergi dan pulang sekolah. Aku tidak pernah lupa untuk membawa buku pelajaran berikut dengan alat tulis. Tapi ada satu hal yang selalu dilupa, yaitu aku lupa bertanya kepada Buru Guru tentang apa itu anak sudahlah. Aku juga tidak terlalu peduli kala itu. Yang penting aku bisa bermain dengan teman, sesekali jajan ketika jam istirahat tiba, dan sepulang sekolah aku bisa membantu Ayah dan Ibuku di bahkan sangat bahagia karena setelah dua bulan bersekolah di SD, aku dibelikan sepeda oleh Ayah. Kata Ayah, sepeda ini boleh aku gunakan untuk kendaraanku menuju sekolah. Soalnya jarak ladang dari sekolahku lebih dari 1 cukup jauh bila ditempuh dengan jalan kaki.*Memasuki bulan keempat, entah mengapa aku di kala itu mulai sadar. Ternyata teman-teman sekelasku semuanya sudah lancar membaca dan mayoritas dari mereka adalah lulusan aku?Membacaku masih mengeja dua-tiga huruf, bahkan aku belum bisa membaca kata. Aku memang selalu menyempatkan diri untuk belajar di rumah, sayangnya kesempatan itu sering kali baru datang malam siang-sore hari aku biasanya membantu kedua orang tua di begitu, semangatku waktu itu tak kian surut. Soalnya Bu Guru begitu perhatian kepadaku. Sebagai seorang guru kelas, beliau dengan sabar mengajariku membaca, berhitung, serta mengulang kembali bacaan hingga menempel di sisi yang sama, semakin bertambah hari aku semakin lancar membaca dan berhitung. Biarpun belum lebih lancar daripada teman-teman, namun setidaknya aku sudah lebih memasuki semester kedua, aku mulai sadar betul mengapa Bu Guru memintaku untuk duduk di bangku paling depan pojok kanan. Karena selain dekat dengan papan tulis, aku juga bisa lebih fokus dalam belajar.*Nyaris dua bulan sudah berlalu sejak hari itu, dan sekarang aku sedang deg-deg-an menanti rapor. Aku sudah yakin bahwa diri ini tidak akan mendapat peringkat, bahkan 10 besar. Tapi entah mengapa, aku begitu setelah menerima rapor, aku pun turut bahagia karena di sana ada keterangan “Naik ke Kelas II”.Namun, pada saat aku ingin keluar kelas, secara tiada sengaja aku melihat Ibuku sedang mengobrol dengan Kepala Sekolah dan Bu Guru kelas terdengar olehku berkali-kali tentang ucapan “Anak Bawang” dan “Jangan Naikkan Anakku”.Seketika itu pula wajahku menjadi mendung. Aku sudah mulai mengerti tentang apa itu maksudnya “Anak Bawang”.Wajar, kok. Wajar bila aku tidak naik kelas. Selain faktor umur, sejak awal masuk kelas Ibuku pun sudah berpesan dan menitipkanku kepada Bu Guru kelas I sebagai anak sudah sangat bisa menerima keputusan begitu, mendungku terus-terusan disapu oleh pembelaan yang dilakukan oleh Bu Guruku. Beliau berkata kepada kepala sekolah dan Ibu bahwa aku layak dinaikkan karena sudah lancar membaca dan Aku tidak mau mendengarkan keberlanjutan kisah itu. Aku pun memilih untuk membeli sepotong coklat di kantin samping sekolah seraya mengembalikan mood yang sedang kelam ini.*Hari ini sudah siang dan aku pun sudah pulang bersama Ibu. Sesaat setelah sampai di rumah, ternyata sudah ada Ayah yang menyambutku dengan sepiring sate daging sapi dan sebungkus buah jeruk.“Lho, Ayah tidak ke ladang?”Ternyata Ayah sudah lama menanti kepulanganku. Beliau pun libur bekerja hari ini karena ingin melihat rapor hasil perkembangan meski sudah tahu bakal tetap duduk di kelas satu, aku pun tetap bahagia. Yang penting aku di hari ini sedikit lebih baik daripada aku yang dulu, khususnya soal berhitung dan membaca.*Sebulan berlalu sejak hari itu dan hari ini adalah hari Senin. Aku sudah bersiap datang ke sekolah, bahkan aku berangkat lebih pagi dengan di sekolah, aku langsung menaruh tas di bangku kelas I yang letaknya di pojok kanan. Aku bersiap menatap hariku seraya berharap agar bisa belajar lebih fokus lagi.“Eh, Dika. Kok kamu malah duduk di sini? Kamu salah kelas!”Tiba-tiba Bu Guru kelas I menegurku. Lho, apa yang salah dengan diriku. Memangnya ada kelas baru! Tanyaku dalam hati.“Dika. Kamu kan sudah kelas II, jadi ruanganmu di sebelah, ya. Nanti wali kelasmu adalah Pak Guru. Dika harus belajar lebih giat pokoknya.”“Lha. Bukannya kemarin kata Ibu, Dika masih anak bawang, Bu?”“Iya, anak bawang yang naik kelas. Dika sudah layak naik kelas kok. Bagaimana bisa Ibu biarkan di kelas ini.”Mendungku hari itu langsung hilang laksana awan tipis yang ditiup oleh angin. Ternyata aku yang kemarin anak bawang sekarang benar-benar telah naik Guru benar-benar pahlawanku, pahlawan yang tulus dan rela mengorbankan waktunya demi mengajariku. Beliau benar-benar sosok pahlawan yang sabar dan senantiasa tulusnya hati ini, aku hanya bisa berucap, “Terima kasih, Guruku”, karena engkaulah Pahlawanku.***TAMATDemikianlah sajian cerpen tentang Guruku Pahlawanku yang bisa Guru Penyemangat sajikan. Semoga bisa menginspirasi, ya. Karena terkadang pahlawan itu ada banyak di dekat BacaCerpen Pahlawan, Bukan Sok PahlawanCerpen Pahlawanku Inspirasiku Ayah

Oleh Yanti Simanjuntak H. Carm. Kado Kecil untuk Ibu-Embun jatuh perlahan seiring fajar menyapa dedaunan. Dunia kecil bangun perlahan menyambut hari yang indah, namun bagiku menyambut pagi adalah sesuatu yang menyedihkan. Setiap kali aku membuka mata belum pernah sekalipun kutemukan sosok pahlawanku didekatku.

Hai Sobat Guru Penyemangat, Setujukah Kamu Jikalau Kukatakan Bahwa Salah Satu Pahlawan Terbaik yang Ada di Dekat Kita Saat Ini Adalah Ayah?Aku rasa kita semua pasti setuju, ya. Ayah, Papa, hingga Abah mungkin tidak ikut berperang melawan penjajah, tapi nyatanya beliau adalah pahlawan pejuang masa depan tidak seperti pemimpin yang banyak bicara daripada kerja, dan Ayah pula tidak seperti orang lain yang enggan menghargai perjuangan Ayah, di sini ingin menyajikan cerpen tentang Ayahku langsung disimak yaCerpen Ayahku Pahlawanku“Nak, kita makan nasi sayur sebentar yuk, di warung makan yang di sebelah sana tuh.”“Ah, enggak mau aku, Yah. Aku enggak lapar, kok. Ayah saja yang ke sana.”“Enggak lapar bagaimana. Hari ini sudah sore, sedangkan sejak pagi tadi kamu belum makan.”Dari sudut pintu warung makan, terlihat seorang saptam dan anak gadis sedang berjalan seraya menatap hidangan. Keduanya mungkin sudah sangat lapar, namun sang anak sedang belajar berasa gadis itu adalah aku. Sedangkan satpam itu adalah Ayahku. Tepatnya satpam honorer yang bekerja mengawasi keamanan minimarket yang tidak jauh dari warung makan.“Mas, berapa harga nasi sayur di sini?”“Enam ribu, Pak.”“Oke, tolong buatkan satu porsi, ya.”“Satu saja, Pak?”“Iya.”Benar. Aku sudah tahu, kok. Ayah pasti memesankan nasi sayur untukku. Padahal aku tahu beliau sejak pagi tadi belum dari dulu memang begitu. Mentang-mentang sudah lama ditinggalkan oleh Ibu ke negeri barzah, beliau begitu pontang-pantingnya menyekolahkanku. Padahal aku bisa minimal aku bisa jadi kurir, atau pelayan di rumah makan. Untuk seorang gadis sepertiku, rasanya tidak terlalu penting harus sekolah tinggi-tinggi. Untuk apa juga coba. Palingan nanti pas udah nikah, kerjaanku cuma di dapur, kasur, dan sumur. Eh, kamar mandi ya kalo sekarang.“Nakdis Ayah, ini nasinya sudah datang. Makan gih!”“Ah, enggak mau, Yah. Masa cuma nasi sayur doang. Minimal nasi telur kek, atau nasi lauk ayam gitu.”“Hemm. Kamu kan tahu sendiri, Nak. Uang Ayah cuma segini. Syukuri saja dulu, mudah-mudahan kedepannya gaji Ayah naik.”Aku sejatinya tidak pilih-pilih soal makan. Sengaja aku menolak, karena jika tidak begitu, Ayahku tidak akan pernah mau makan.“Nak, ayolah, makan. Nanti kamu sakit lho, Ayah yang repot.”“Iya, deh.”Hemm. Ayah sudah memaksaku. Mau apa lagi. Aku makan dua suapan saja rasanya sudah cukup.“Sudah ah. Bumbunya terlalu asin, Yah. Jadi enggak selera makan akunya.”“Masa sih. Coba Ayah makan. Perasaan ini warung nasi padang lho.”Aku sengaja berdusta, karena jika tidak begitu Ayahku tiada bakal mau makan.“Nasinya enak kok, Nak. Sayurnya juga. Mana ada yang keasinan.”“O iya, Yah. Aku mau langsung cari kerja saja ya, Yah. Tadi aku sempat bertanya kepada teman dan melihat brosur. Ternyata uang kuliah sangat mahal. Nilai SMA-ku juga tidak bagus-bagus amat. Jadi tidak ada jalur beasiswa untukku.”“Besar, ya. Memangnya berapa, Nak?”“Biaya semesternya 3 juta/semester, Yah.”Nah, kan. Apa aku bilang! Sontak saja Ayahku tertengun. Beliau bahkan tak sempat mengernyitkan kening tanda berpikir.“Tidak apa-apa, Nak. Ayah sanggup kok! Mulai besok Ayah bakal cari lembur dua kali dalam seminggu. Atasan Ayah baik, kok. Mudah-mudahan dia mau ngasih Ayah kesempatan pekerjaan tambahan.”“Tidak perlu, Ayah. Aku mau cari kerja saja. Minimal aku bisa membantu Ayah dan meringankan beban keluarga.”“Beban keluarga apanya, Nak? Keluarga Ayah saat ini hanya kamu seorang. Tidak ada yang lain lagi, Nak. Ibu sudah lama meninggalkan kita. Biarkan dia bahagia di alam sana. Kita yang harus berjuang.”“Pokoknya aku tidak mau kuliah, Yah. Aku takut berhenti di tengah jalan.”“Ayah yakin, Nak. Kamu pasti bisa menjalani rintangan ini. Ayah mau melihatmu mengenakan topi wisuda, Nak. Jangan hancurkan cita-citamu. Dulu kamu bilang sama Ayah bahwa kamu ingin jadi Dosen, kan? Bagaimana bisa kamu melupakan inginmu yang Ayah dengar nyaris setiap malam.”Benar, Ayah. Aku ingin sekali jadi dosen. Tapi keadaannya sekarang seperti memaksaku untuk membuang cita-cita besar ini takut Ayah kerja terlalu keras lalu sakit. Sudah sejauh ini, dan nyatanya Ayah adalah pahlawanku. Sosok yang menemani sepi, sedih, dan ramaiku. Ayah sudah cukup menderita.“Pokoknya kamu harus kuliah, Nak. Ayah akan langsung lanjut kerja, nih. Kalau perlu, Ayah akan berpuasa setiap dua hari demi membayar uang kuliahmu. Berapa pun harga masa depan, Ayah akan bayar!”Aku sedih. Rasanya hati ini begitu tergores bahkan tercabik-cabik saat aku meratapi keadaan. Entah mengapa dunia ini serasa begitu kejam. Tapi biar sekejam apa pun, aku tetap mencintai Ayahku.“Baik, Yah. Sudah, Ayah makan dulu sampai selesai. Hari ini Ayah tidak perlu lembur. Kita pulang dan istirahat, ya Yah. Aku bakal kuliah kok. Aku bakal menggapai cita-citaku, dan aku bakal membuat Ayah bangga.”Aku tidak lagi bisa menolak. Padahal hati ini begitu ingin untuk menyerah, tapi Ayah selalu saja menguatkanku. Ayah benar-benar berjanji sejak hari ini dan seterusnya bakal melakukan yang terbaik. Aku tidak mau lagi bersemayam di dalam lubung keputusasaan. Aku pasti bisa membuat Ayah bangga.*TAMAT***Nah. Demikianlah sajian Guru Penyemangat tentang cerpen Ayahku Pahlawanku. Mudah-mudahan cerita singkat di atas mampu menginspirasi kita semua, Baca Cerpen Guruku Pahlawanku .
  • k3rhnw3cz7.pages.dev/747
  • k3rhnw3cz7.pages.dev/607
  • k3rhnw3cz7.pages.dev/274
  • k3rhnw3cz7.pages.dev/783
  • k3rhnw3cz7.pages.dev/535
  • k3rhnw3cz7.pages.dev/554
  • k3rhnw3cz7.pages.dev/417
  • k3rhnw3cz7.pages.dev/800
  • k3rhnw3cz7.pages.dev/303
  • k3rhnw3cz7.pages.dev/880
  • k3rhnw3cz7.pages.dev/756
  • k3rhnw3cz7.pages.dev/983
  • k3rhnw3cz7.pages.dev/981
  • k3rhnw3cz7.pages.dev/292
  • k3rhnw3cz7.pages.dev/187
  • cerpen singkat tentang ibuku pahlawanku